Skandal Rekayasa Seret Tokoh Israel Ke Meja Hijau

|

Mantan PerdanaMenteri Israel, Ehud Olmert dijatuhi tuduhan pada hari Minggu dalam sebuah skandal korupsi yang mengantarkannya kepada pengunduran dirinya tahun lalu dan menyebabkan sebuah perubahan dalam politik Israel.

Jaksa Penuntut menuduh Olmert, sebagai Menteri Perdagangan pada tahun 1990an, mengambil keuntungan dari sebuah rencana penggandaan bon dimana ia meminta bayaran kepada beberapa yayasan yang berbeda dan pemerintah untuk perjalanan yang telah dibayarkan oleh organisasi lain.

Tuduhan yang terdiri dari 61 halaman tersebut memaparkan berbagai tuduhan penipuan terhadap tohoh Israel tersebut, termasuk cabang-cabang yayasan dan kegagalan untuk melaporkan penghasilan, berdasarkan pernyataan yang dirilis oleh menteri pengadilan.

Olmert adalah Perdana Menteri Israel pertama yang menghadapi tuduhan kriminal, telah menyangkal adanya kesalahan dalam semua kasus yang melawannya.

Tuduhan tersebut berhubungan periode ketika ia masih menjadi seorang menteri kabinet, namun sebelum ia menjadi perdana menteri pada tahun 2006.

Pada kasus pertama, Olmert dituduh telah menerima amplop dengan ratusan ribu dolar dalam bentuk tunai dari seorang pebisnis Amerika, Moshe Talansky. Kesaksian Talansky tahun lalu membantu mengubah opini publik melawan Olmert dan memainkan bagian yang besar dalam mendesak dia untuk turun dari jabatannya.

Tuduhan tersebut mengatakan bahwa Olmert menggunakan koneksinya untuk membantu bisnis Talansky.

Olmert mengakui ia mengambil uang tersebut, namun berkeras bahwa sumbangan tersebut merupakan kontribusi legal untuk kampanyenya dalam pemilihan ulang sebagai seorang walikota di Yerusalem dan kepemimpinan untuk bekas partainya, Likud.

Dalam kasus kedua, ia dituduh melipat gandakan tagihan perjalanan ke luar negeri. Dalam apa yang disebut dengan skandal “Rishon Tours”, sebuah referensi kepada agensi yang digunakan Olmert, mantan perdana menteri tersebut dituduh telah menggandakan tagihan untuk yayasan dan pemerintah kementerian dan kemudian mengirim mereka struk perjalanan dan biaya yang telah direkayasa.

Menurut tuduhan tersebut, sekitar $90,000 yang terkumpul, digunakan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri, seringnya AS, dan disponsori oleh kelompok-kelompok besar Yahudi, telah diganakan untuk membiayai perjalanan liburan pribadi dirinya atau keluarganya serta keperluan-keperluan pribadi lainnya.

Dalam kasus ketiga, ia dituduh telah memberikan bantuan pribadi kepada Uri Messer, mantan rekan hukumnya, ketika ia masih menjadi menteri perdagangan.

Olmert, menyangkal adanya kejahatan apapun, mengeluarkan sebuah pernyataan melalui seorang juru bicara yang mengatakan ia yakin bahwa namanya akan bersih. “Olmert yakin bahwa ia akan dapat membuktikan ketidakbersalahannya sekali dan untuk selamanya,”menurut pernyataan tersebut.

Kementerian Pengadilan menolak untuk merinci akan berapa panjang masa hukuman bagi Olmert, namun Moshe Negbi, seorang ahli hukkum Israel, mengatakan bahwa hukuman maksimum untuk tuduhan penipuan sendiri akan mencapai 5 tahun.

Kembalinya Olmert ke dunia politik merupakan suatu hal yang sangat tidak mungkin kecuali namanya dibersihkan. “Dalam waktu dekat, hal ini tampaknya tidak mungkin, namun semua itu bergantung pada situasi di pengadilan.,” ujar Negbi.

Dua mantan menteri kabinet baru-baru ini menjatuhkan hukuman kepada dua kasus korupsi terpisah telah menerima hukuman penjara beberapa tahun penjara. Avraham Hirchson, seorang mantan menteri keuangan dan sekaligus teman dekat Olmert, telah dijatuhi hukuman 5 tahun penjara atas penipuan di bulan Juni, dan mantan menteri kabinet lainnya dihukum empat tahun karena menerima suap.

Ditekan dengan berbagai tuduhan tersebut, Olmert memutuskan untuk mengundurkan diri tahun lalu. Dan pada Pemilu Februari lalu, ia digantikan oleh Benjamin Netanyahu.

Shula Zaken, mantan manajer kantor Olmert, juga dituduh bersama dengannya.

Awal bulan lalu, Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman juga menerima tuduhan melakukan beberapa kejahatan berat, termasuk penipuan, penyuapan, pencucian uang dan menghalangi keadilan.

Dalam sebuah pernyataan, Lieberman menolak segala tuduhan dan mengatakan bahwa polisi sedang melakukan ‘pembasmian’ politik terhadapnya selama melakukan berbagai penyelidikan yang berlangsung selama lebih dari satu dekade.

Dalam pernyataan pada dakwaan yang merekomendasikan, kepolisian ISrael mengatakan bahwa selama lebih dari sembilan tahun, para rekan Lieberman mentransfer jutaan shekel melalui rantai berbagai perusahaan atas namanya.

Perusahaan-perusahaan tersebut dipimpin oleh rekan-rekan Lieberman untuk mengaburkan partisipasinya dalam bisnis tersebut, kata polisi.
http://kabarnet.wordpress.com/2009/09/03/skandal-rekayasa-seret-tokoh-israel-ke-meja-hijau/

0 komentar: