Kurang dari dua minggu sebelum Presiden Barack Obama berkunjung ke Moskow, AS dan Rusia masih belum sepakat mengenai cara menangkal berkembangnya ancaman serangan cyberwar atau perang dunia maya yang dapat menimbulkan kerugian dan kerusakan pada sistem komputer dan internet, menurut The New York Times.
Mengutip dari seorang pejabat departemen negara senior yang tak ingin disebut namanya senior, surat kabar tersebut yang mengatakan bahwa kedua negara setuju bahwa cyberspace adalah sebuah medan perang yang baru, dan kedua belah pihak diharapkan untuk membahas subjek tersebut dalam
Rusia mendukung perjanjian internasional yang setara dengan negosiasi mengenai senjata kimia dan telah mendorong sebuah pendekatan pada rangkaian pertemuan tahun ini, kata laporan tersebut.
Sementara itu, AS mengatakan bahwa perjanjian tersebut tidak perlu dan sebaliknya menyatakan untuk meningkatkan kerjasama diantara kelompok penegak hukum internasional.
"Kami benar-benar percaya bahwa ini adalah tentang pertahanan, pertahanan, dan pertahanan," New York Times mengutip perkataan perjabat Departemen Negara yang tidak ingin disebutkan namanya. "Mereka ingin memperketat penyerangan. Kita harus mampu menjadikan 50.000 serangan mengerikan yang kami dapatkan satu hari sebagai sebuah tindakan kriminal."
Menurut surat kabar terebut, kesepakatan apapun dalam dunia maya menghadirkan kesulitan tertentu karena menyentuh pada masalah-masalah seperti sensor di Internet, kedaulatan dan pihak-pihak tertentu yang mungkin tidak akan dapat dimasukan ke dalam perjanjian.
Pejabat AS mengatakan bahwa pertentangan atas pendekatan terhadap serangan dunia maya ini telah menghalangi kerjasama penegakan hukum internasional, terutama mengingat bahwa proporsi yang signifikan dari serangan terhadap pemerintah AS yang berasal dari Cina dan Rusia.
Dan dari sudut pandang Rusia, tidak adanya perjanjian akan memungkinkan munculnya perlombaan senjata dengan konsekuensi yang berpotensi membahayakan. Dalam pidato pada 18 Maret, Vladislav P. Sherstyuk, wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia menyebutkan apa yang ia gambarkan sebagai posisi dasar Rusia dalam pelecutan senjata perang maya. Rusia mengajukan usulan yang akan melarang sebuah negara secara diam-diam menempelkan kode-kode berbahaya atau untaian yang dapat diaktifkan dari kejauhan nanti pada saat perang.
Usulan Rusia lainnya termasuk penerapan hukum kemanusiaan melarang serangan kepada non-peserta perang dan larangan pada penipuan identitas dalam operasi di dunia maya, sebagai upaya untuk menangani tantangan serangan anonim. Rusia meminta untuk pengawasan pemerintah internasional yang lebih luas terhadap internet.
Tetapi pejabat Amerika menentang perjanjian yang akan memungkinkan pemerintah untuk sensor internet itu, mengatakan hal itu akan menumbuhkan rezim totaliter. Para pejabat juga khawatir bahwa perjanjian akan tidak efektif karena hampir mustahil untuk menentukan apakah sebuah serangan Internet berasal dari pemerintah, seorang hacker yang setia kepada pemerintah, atau penjahat yang bertindak secara mandiri.
Tantangan yang unik dari dunia maya adalah bahwa pemerintah dapat melakukan penipuan atas serangan yang tidak dapat dihubungkan dengan mereka," kata Herbert Lin, direktur sebuah studi oleh National Research Council, sebuah organisasi nirlaba swasta, mengenai pengembangan senjata maya.
Tantangan ini menjadi nyata pada tahun 2001, setelah pesawat pengawas Navy P-3 bertabrakan dengan pesawat tempur Cina," kata Linton Wells II, mantan pejabat tinggi Pentagon yang sekarang mengajar di Universitas Pertahanan Nasional. Tabrakan itu mengikuti kenaikan besar dalam serangan di komputer pemerintah AS dari sumber yang tidak dapat diidentifikasi, katanya.
AS sedang mencoba untuk meningkatkan keamanan dunia maya dengan membangun hubungan antara badan-badan penegak hukum internasional. Sebuah model doleh Dewan Konvensi Eropa dalam Kejahatan Dunia Maya, yang membawa efek pada tahun 2004 dan telah ditandatangani oleh 22 negara, termasuk AS, namun tidak Rusia atau Cina.
Sementara itu, AS dan Cina belum mengadakan pembicaraan tingkat tinggi di mengenai perang dunia maya. Tetapi ada beberapa bukti bahwa Rusia mendukung sebuah Cina untuk mengadakan sebuah perjanjian terhadap pengawasan senjata untuk dunia maya.
Mengenali perlunya berurusan dengan meningkatnya ancaman perang maya, banyak negara, termasuk AS, sedang mengembangkan senjata untuk itu, seperti "bom logika" yang dapat disembunyikan dalam komputer untuk menghentikan serangan pada saat-saat kritis atau jika terjadi kerusakan sirkuit, "botnets" (robot internet) yang dapat menonaktifkan atau memata-matai website dan jaringan, atau perangkat radiasi microwave yang dapat membakar habis sirkuit komputer yang berada di ribuan mil jauhnya.
Obama akan mengunjungi Rusia pada tanggal 6-8 Juli dalam satu tawaran untuk meningkatkan hubungan dengan Rusia yang sempat menjadi sangat tegang di bawah administrasi pendahulunya, George W. Bush.
Kedua negara tersebut nampaknya akan bekerja sama di bidang nuklir.
www.suaramedia.com
Diposting oleh
bertahan
di
02.51
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar