Muslim Afrika Diresahkan Ramalan Piala Dunia 2010

|

Para ulama di Afrika Selatan bertemu dengan Badan Intelijen Nasional (National Intelligence Agency - NIA) dan staf kementerian keamanan pada hari Minggu, 18 Oktober 2009, menyusul “ramalan” sejumlah media bahwa di negara tersebut terdapat sel-sel Al Qaeda yang akan mengganggu berlangsungnya Piala Dunia 2010.

Referensi terhadap sel-sel Al-Qaeda di dalam negeri, yang dibuat oleh profesor ilmu politik Pretoria Hussein Solomon, telah memantik kemarahan kaum Muslim.

Pada hari Minggu, Universitas Perdamaian Internasional Afrika Selatan yang terletak di Athlone, bekerjasama dengan Dewan Yudisial Muslim, mengadakan sebuah konferensi yang berjudul “Ekstremisme Muslim – Membedah Fenomena”.

Para pemimpin senior Muslim akan melakukan pertemuan tertutup dengan perwakilan Menteri Keamanan Siyabonga Cwele dan direktur jenderal NIA Gibson Njenje.

Solomon, seorang ahli di bidang militansi Islam, memperingatkan bahwa badan intelijen Afrika Selatan tidak siap menghadapi potensi ancaman dalam Piala Dunia mendatang.

Solomon, kepala Institut Internasional Studi Islam di Pretoria, mengatakan bahwa Al-Qaeda telah membangun sel-selnya di Afrika Selatan.

Pernyataannya itu menyusul laporan Weekend Argus minggu lalu di mana sebuah sumber mengatakan alasan kedutaan AS di Pretoria dan semua konsulat lain di Afrika Selatan tutup pada tanggal 22 September dan 23 September adalah sebuah ancaman oleh orang-orang Somalia yang terkait dengan Al Shabaab, yang memiliki hubungan dengan Al Qaeda.

Ganief Hendricks, pemimpin kelompok Al Jama-Ah di Western Cape, mengatakan bahwa ia berharap konferensi itu tidak akan menanamkan kembali bahwa terdapat fenomena seperti ekstremisme Islam.

“Penting untuk diperjelas oleh para peserta konferensi bahwa tujuan mereka sebenarnya bukan untuk memposisikan Qibla dan sejumlah organisasi seperti Pagad dan gerakan Tabigh dan para pendukung mereka sebagai ‘bentuk ekstremisme Islam yang paling nyata di Afrika Selatan’.”

Rashied Omar, dari universitas tersebut, mengatakan dalam sebuah stasiun radio “Voice of the cap” bahwa penting bagi kaum Muslim untuk menjauhkan diri dari sel-sel teror seperti yang dklaim Solomon, dan membantu upaya pemerintah untuk melacak dan memberantas ekstremisme.

Minggu lalu, jajak pendapat Voice of the Cape memperlihatkan bahwa 44% pendengar meyakini keberadaan ekstremisme Muslim, 26.7 % menganggapnya hanya sebuah mitos dan 15.6 % berpendapat bahwa itu separuh benar, separuh salah.

Dalam sebuah jajak pendapat yang diadakan beberapa hari sebelumnya, 85.7% responden menganggap penting bagi kaum Muslim untuk membahas persoalan ekstremisme Muslim.

“Sebagai warga negara yang berkomitmen terhadap negara ini, kami memberikan dukungan kepada pemerintah dan pasukan keamanannya dan akan membantu semampu kami untuk mencegah segala bentuk serangan terhadap masyarakat kami atau pengunjung negara kami selama Piala Dunia,” bunyi sebuah pernyataan Universitas Perdamaian Internasional Afrika Selatan.

Pernyataan yang didukung oleh Dewan Yudisial Muslim itu dilontarkan setelah sebuah simposium mengenai ekstremisme di Universitas Perdamaian Internasional kemarin.

Disebutkan dalam pernyataan itu bahwa Afrika Selatan harus waspada terhadap penyebar informasi yang menyesatkan publik dengan informasi yang tidak memiliki basis fakta dan merusak citra Islam.

Setiap orang yang memiliki bukti akan rencana teror harus bekerjasama dengan kepolisian.

Pernyataan itu menyusul laporan terbaru dari penyadapan percakapan telepon antara seorang warga Somalia di Khayelitsha dan sebuah kelompok di Somalia. Percakapan itu tampaknya mengenai rencana penyerangan pemerintah AS dan target-target sipil di Afrika Selatan untuk membalas serangan militer AS terhadap pemimpin Al Qaeda di Somalia.

Laporan itu menyebabkan ditutupnya semua kantor AS di Afrika Selatan selama tiga hari.

Rashied Omar dari Universitas Perdamaian Internasional mengatakan bahwa laporan mengenai jaringan teror Al Qaeda itu tidak terbukti dan tidak benar, serta menciptakan citra buruk bagi kaum Muslim di dalam dan luar negeri.

Dewan Komunitas Somalia SA mengatakan bahwa Muslim Somalia di Afrika Selatan telah mengalami diskriminasi dan serangan brutal selama ini, dan tuduhan tak berdasar itu akan membuat mereka semakin terpinggirkan.

Ketua dewan Western Cape, Abdirashid Aafi, mengatakan bahwa hal ini juga dapat berujung pada profiling etnis terhadap para pengungsi Somalia.

Wakil rektor Universitas, Ighsaan Taliep, mengatakan bahwa dokumen dari simposium akan diserahkan pada kementerian intelijen dan pernyataan yang dibuat kemarin akan dikirim ke semua Masjid di Afrika Selatan.

Seraj Hendricks, imam di Masjid Azzavia di Distrik Enam, mengatakan, “Media harus memeriksa dengan teliti sumber-sumber beritanya.”
http://www.suaramedia.com/berita-dunia/dunia-islam/11792-muslim-afrika-diresahkan-ramalan-piala-dunia-2010.html

0 komentar: