Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengklaim serangan 11 September 2001 yang merobohkan menara kembar World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat (AS), dan menewaskan hampir 3.000 orang, dilakukan sebagai alasan untuk menyerang dunia Islam. Berbicara pada Konferensi Umum untuk Mendukung Al Quds (Jerusalem) di Kuala Lumpur, Mahathir mengatakan, alasan untuk menyerang Islam bukan hal baru bagi AS. Dia juga berargumentasi, Israel diciptakan untuk memecahkan “masalah Yahudi” di Eropa, dengan menyatakan Holocaust gagal sebagai solusi akhir terhadap komunitas tersebut.
“Pada September 2001, World Trade Center diserang dengan menuduh dilakukan oleh teroris. Saya tidak yakin bahwa teroris Muslim melancarkan serangan tersebut. Ini adalah bukti kuat bahwa serangan itu sudah diatur. Jika mereka bisa membuat Avatar, berarti mereka bisa membuat apapun,” kata Mahathir seperti dikutip Malaysian Insider.
Dia menambahkan, Israel diciptakan setelah Eropa gagal membunuh massal komunitas Yahudi. “Yahudi selalu menjadi masalah di negara-negara Eropa. Mereka harus dikurung di kampung-kampung Yahudi dan secara berkala dibantai. Tapi mereka masih tetap ada, bahkan setelah pembantaian oleh Nazi Jerman, mereka bertahan untuk terus menjadi sumber masalah yang bahkan lebih besar bagi dunia,” katanya.
Serangan 11 September 2001 menewaskan hampir tiga ribu orang. Pemerintah AS menuding jaringan teroris Al Qaida pimpinan Osama bin Laden bertanggung jawab atas serangan teror itu.
Mahathir juga menjelaskan, ia kecewa dengan kepemimpinan Presiden AS Barack Obama. “Saya agak kecewa karena sejauh ini tak satu pun janji-janjinya yang telah ditepati,” katanya.
“Dia (Obama) berjanji untuk keluar dari Afghanistan tapi dia malah mengirimkan pasukan tambahan ke sana. Dia berjanji untuk menutup Guantanamo tapi dia belum menutup Guantanamo,” ujar Mahathir menambahkan.
Dia menilai, sangat mudah untuk berjanji pada saat kampanye. “Tapi Anda tahu ada kekuatan di AS yang mencegah presiden melakukan beberapa hal. Salah satu kekuatan itu adalah lobi Yahudi,” katanya.
Teroris
Sebelumnya, Mahathir mengajak dunia Muslim untuk menolak tafsiran teroris sebab media barat memberikan stigma kepada pelaku teror di negara-negara berkembang sebagai teroris dengan jumlah korban yang lebih sedikit dibandingkan peristiwa kemanusiaan yang terjadi Palestina.
“Tafsiran teroris itu perlu ditolak dan itu harus diredefinisi,” katanya.
Dia mengatakan, arti teroris sendiri sesuai definisi umum adalah orang yang menyebabkan rasa tidak aman, ketakutan dan mengancam jiwa seseorang atau kelompok masyarakat.
Karena itu, lanjutnya, pelaku teror di negara-negara berkembang seperti Asia yang dicap sebagai teroris oleh dunia barat, juga harus diberlakukan kepada pelaku teror dengan pelaku negara maju kepada negara yang tidak berdaya misalnya serangan Israel ke Gaza, yang membunuh sekitar seribu orang yang tidak berdaya, termasuk anak-anak dan perempuan.
“Jadi siapa pun yang melakukan teror dengan mengancam dan menimbulkan ketakutan itu adalah teroris, termasuk tentara Israel dan Amerika juga teroris” ujarnya.
Menyoal adanya kelompok-kelompok ekstrem di negara ASEAN yang melakukan teror bom atau menghilangkan nyawa sejumlah orang, dia mengatakan, muara persoalannya terletak dari kasus pendudukan Israel di Palestina.
http://kabarnet.wordpress.com/2010/01/23/mahathir-mohamad-serangan-11-september-diatur-as/
Diposting oleh
bertahan
di
09.11
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar