Muammar Gaddafi, pemimpin Libya, mengatakkan bahwa sebagian besar kerusuhan di Afrika disebabkan karena campur tangan asing. Dan secara tegas dia menunjuk negara Israel.
Gaddafi, yang juga merupakan pemimpin African Union (AU), mengemukakan hal tersebut dalam rapat khusus AU senin kemarin. Pertemuan tersebut digelar bertepatan dengan perayaan keberhasilan pemerintahannya yang ke 40 yang membawanya dalam kekuasaan.
“Israel berada di balik semua konflik yang terjadi di Afrika,” ungkap Gaddafi di hadapan 30 pemimpin Afrika yang tergabung dalam suatu gedung di bandara Tripoli.
“Sebagai saudara se-Afrika, kita harus bergabung dan menemukan solusi terbaik untuk menghentikan campur tangan negara-negara kuat yang mencoba membajak wilayah kita,” tambahnya.
Dia menyatakan secara tegas bahwa semua kedutaaan Israel di Afrika tidak lain adalah kumpulan ‘gang’, dalam pemaparannya “Mereka mempergunakan perlindungan yang kami berikan kepada mereka sebagai minoritas dan memanfaatkannya untuk menimbulkan konflik.”
Israel terbukti sebagai pelaku operasi yang disebut sebagai ‘jaminan mendatang’ di Afrika antara tahun 1960 dan 1980an, terlibat dalam perang di Ethiopia, Uganda, dan Sudan.
Gaddafi mengklaim bahwa kelompok separatis Darfur telah membuka kantor di Tel Aviv sementara pemimpinnya mengontrol di bawah perlindungan Perancis.
Pasukan Al-Jazeera El-Kahky, melaporkan dari Tripoli bahwa: “Libya menyatakan sebagai negara terbuka, tetapi masih memegang prinsip yang sama yaitu anti Israel, itulah yang kami dengar dari kolonel Gaddafi hari ini, Dia juga mengatakan bahwa semua warga Afrika harus berhati-hati dengan Israel karena mereka adalah biang keladi di balik semua masalah yang ada di Afrika.”
Sebuah perayaan menyulut kemarahan Amerika menyusul penyambutan seseorang yang dianggap pahlawan oleh Libya, Abdelbaset Ali Mohmet al-Megrahi, pelaku bom di Lockebrie yang dibebaskan pada bulan lalu dari penjara Skotlandia.
Sebagian besar korban pengeboman tersebut berkewarganegaraan Amerika.
Dalam pertemuan AU tersebut juga dirayakan 10 tahun bergabungnya 53 negara Afrika dalam organisasi tersebut dan berharap akan dapat menghentikan konflik di Somalia dan Sudan.
Di antara para pemimpin tersebut terdapat Omar Al-Bashir, pemimpin Sudan yang menghadapi peringatan penahanan dari International Criminal Court (ICC) atas tuduhan kejahatan perang di Darfur, termasuk Robert Mugabe, presiden Zimbabwe.
Namaun Gaddafi berpendapat bukan Bashir yang patut dipersalahkan tetapi Israel. Sebagaimana dikatakannya dalam beberapa waktu lalu, “Mengapa kita harus menahan presiden Bashir atau orang-orang pemerintahan Sudan, sementara penyebanya adalah pihak luar, misalnya Tel Aviv (Israel) yang ada di balik krisis Darfur.”
Beberapa pemimpin juga berharap untuk saat ini agar menjaga jarak dengan Jacob Zuma, presiden Afrika selatan, dan Hugo Chaves, presiden Venezuela.
“Kita akan mencoba untuk memfokuskan perhatian pada situasi konflik, kami percaya kami akan terus berkembang dalam diskusi perdamaian ke depan,” kata Ramtane Lamamra, konsulat bidang keamanan dan perdamaian AU yang berusaha mempersatukan Somalia.
http://kabarnet.wordpress.com/2009/09/02/gaddafi-israel-sulut-perang-afrika/
Diposting oleh
bertahan
di
10.30
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar