Andaikan tiap rumah tangga dapat meniru apa yang dilakukan Pak Sobirin, pakar lingkungan kita yang mampu membuat zero waste rumah tangganya, artinya rumah tangga Pak Sobirin tidak memproduksi sampah sama sekali, masalah sampah akan lebih mudah diatasi.
Bandung menjadi kurang menarik karena sampah. Jumlah kunjungan wisatawan ke Bandung tampak sangat menurun. Beberapa kegiatan nasional yang menurut rencana diselenggarakan di Bandung, dipindahkan ke kota lain untuk menghindari sampah. Inilah tambahan kerugian karena sampah. Penduduk Bandung jelas tidak nyaman karena sampah dan karena sampah pula rezeki orang-orang Bandung juga berkurang karena menurunnya jumlah wisatawan ke Bandung.
Factory outlet, hotel, restoran, dan pengelola tempat wisata terkena dampak dari musibah sampah di Kota Bandung. Dampak ini juga segera dirasakan oleh penjahit, penjual kain, pabrik baju, penjual sayur, petani sayur, penjual daging, peternak, dan supplier semua kebutuhan hotel. Daftar ini dapat diperpanjang lagi dan pada akhirnya semua orang Bandung dirugikan oleh sampah. Untuk itu, tidak ada kata lain, semua masyarakat Bandung perlu menanggulangi sampah secara bersama-sama.
Secara umum, ada tiga masalah utama yang harus ditanggulangi untuk mengatasi masalah sampah. Pertama adalah tempat pembuangan akhir (TPA). Kedua tempat pembuangan sementara (TPS) dan ketiga adalah sampah rumah tangga.
***
Masalah pertama dan kedua adalah urusan pemerintah (Provinsi Jawa Barat, Kota dan Kabupaten Bandung serta Kota Cimahi). Usaha menanggulangi TPA dan TPS sudah sering kita baca di koran-koran dan kita dengan di radio. Bahkan kita saksikan di berbagai stasiun televisi Jakarta. Ikhtiar pemerintah belum berhasil secara memuaskan, tetapi para pejabat tampak berusaha sekuat tenaga. Sungguh diharapkan ikhtiar pemerintah bisa mendapatkan hasil semaksimal mungkin.
Sedangkan untuk masalah ketiga, itu adalah tugas bersama, terutama masyarakat. Andaikan tiap rumah tangga dapat meniru apa yang dilakukan Pak Sobirin, pakar lingkungan kita yang mampu membuat zero waste rumah tangganya, artinya rumah tangga Pak Sobirin tidak memproduksi sampah sama sekali, masalah sampah akan lebih mudah diatasi.
Diperkirakan produksi sampah rumah tangga mencapai 50% dari produksi sampah Kota Bandung secara keseluruhan. Jika tiap rumah tangga di Kota Bandung berhasil menerapkan zero waste, masalah sampah Kota Bandung lebih mudah diatasi.
Untuk itu masyarakat perlu mendapat contoh bagaimana caranya agar tidak memproduksi sampah sama sekali. Masyarakat perlu contoh bagaimana cara memilah sampah organik dan anorganik; bagaimana cara mengubah sampah organik menjadi kompos; dan bagaimana melenyapkan sampah-sampah anorganik. Peralatan apa yang diperlukan? Apakah mudah diperoleh atau dibeli dengan harga murah? Apakah dapat dibuat sendiri dengan mudah? Di mana harus mendapatkan informasi cara pengelolaan sampah rumah tangga tersebut. Dalam hal ini pemerintah perlu menyiapkan berbagai fasilitas agar masyarakat mampu melakukan program zero waste sendiri.
Dalam upaya menanggulangi sampah rumah tangga ini, HU Galamedia akan berusaha mencari informasi tentang bagaimana cara pengelolaan sampah rumah tangga dan kemudian menyosialisasikan informasi tersebut kepada masyarakat luas agar secepat mungkin terjadi gerakan massal di seluruh rumah tangga untuk mengatasi sampah mulai dari rumah tangga masyarakat kita.
Sudah banyak kerugian dan kekesalan kita akibat musibah sampah yang menimpa masyarakat Bandung. Terlalu mahal musibah ini, jika kita mau mengambil hikmahnya dan kemudian bertekad untuk menciptakan Kota Bandung yang bersih. Seperti kata Aa Gym, kita mulai dari diri sendiri dan mulai hari ini. Tampaknya tiap rumah tangga akan mampu mengatasi sampah rumah tangga. Insya Allah. **
sumber :google.com
Diposting oleh bertahan di 07.39
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar