Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva menegaskan kembali menolak tuntutan kelompok Kaus Merah untuk membubarkan parlemen dalam waktu 30 hari dan mempercepat pemilu. Pemerintah juga menegaskan pembubaran parlemen hanya bisa dilakukan dalam waktu enam bulan.
Abhisit menilai unjuk rasa berkepanjangan kaus merah tidak bisa menyelesaikan masalah, justru menimbulkan masalah baru bagi Thailand. Penegasan Abhisit ini membuat Kaus Merah semakin bersikap keras, pengunjuk rasa menegaskan tetap akan melajutkan unjuk rasanya di Distrik Rajprasong, yang menjadi pusat bisnis di Bangkok, Ahad (25/4).
Mereka melanjutkan aksi di lokasi terjadinya pelemparan granat yang menewaskan satu orang dan melukai 86 lainnya. Sementara polisi antihuru-hara terus berjaga-jaga di persimpangan jalan [baca: Kaus Merah Masih Bertahan di Pusat Kota].
Di sisi lain, kelompok berbeda yakni pengunjuk rasa pro-pemerintah dan sebagian warga Bangkok menuntut pendudukan Kota Bangkok diakhiri. Situasi ini dikhawatirkan memicu bentrokan baru yang bisa menimbulkan tindakan tegas militer.
Kekerasan dalam sepekan terakhir di Bangkok telah merenggut satu korban jiwa. Sebelumnya, 25 orang tewas dalam bentrokan berdarah 10 April lalu.
http://id.news.yahoo.com/lptn/20100425/twl-kisruh-politik-ganggu-keamanan-thail-7dafc38.html
Diposting oleh bertahan di 14.04
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar